Ekspedisi Lereng Merapi - Catatan Perjalananku: Hari Kelima

Permainan Kerja Sama yang Mengasyikkan

Pagi ini adalah pagi yang paling santai selama aku di Dusun Sumber. Pagi ini kami boleh bangun siang dan istirahat yang cukup. Aku senang sekali pagi ini Tapi karena tubuhku sudah terbiasa bangun pagi, ketika aku bangun, jam di dinding masih menunjukkan pukul 05.30. Sebenarnya aku masih ingin tidur, tapi aku sudah tidak bisa tidur lagi. Rania ternyata juga sama sepertiku. Kami akhirnya memutuskan untuk santai di tempat tidur dulu. Waktu luang itu kami isi dengan membaca novel serian berjudul Sherlock, Lupin, dan Aku. Rania membawa 2 buah novel serian itu. Aku meminjam salah satu novel serian itu yang berjudul Misteri Mawar Merah. Walaupun tentu saja novel itu tak mungkin bisa kuselesaikan, aku tetap saja senang bisa membaca novel Sherlock Holmes itu. 

Setelah membaca novel itu dan sarapan, kami berkumpul di sanggar. Ternyata kegiatan pagi ini adalah bermain permainan lempar tangkap bola di halaman depan sanggar. Permainan ini membutuhkan kerja sama dan strategi. Tak ada menang atau kalah di permainan ini, adanya adalah merancang strategi dan kerja sama agar bola dapat mengitari semua pemain dengan sangat cepat. Kak Kaysan menggunakan stopwatch di ponselnya untuk mengukur kecepatan kami. Awalnya kecepatan kami 38 detik, lalu 34 detik, dan semakin kami mengatur strategi, kecepatannya makin bertambah. Hingga akhirnya setelah berkali-kali mengatur strategi dan diberi petunjuk oleh Kak Melly, kecepatan kami memutarkan bola mencapai 1 detik! Aku senang sekali dengan permainan ini :-D


 Saat bermain bersama

 Aku melempar bola (sebelah kananku: Nayra)

Akhirnya kami bisa mencapai 1 detik

Mulai Mempersiapkan Presentasi

Nanti malam adalah malam terakhir kami di Dusun Sumber. Acara nanti malam adalah acara pementasan dan presentasi mindmap. Oleh karena itu, hari ini adalah hari untuk mempersiapkan pementasan dan presentasi tersebut. Akhirnya kelompokku memutuskan untuk tidak membuat mindmap setelah mengetahui bahwa presentasi bisa dalam bentuk  lain selain mindmap. Kami memutuskan untuk menyajikannya dalam bentuk infografik. Kami pun mulai membuat rencana infografik. Setelah selesai membuat coret-coretan itu, kami harus menunggu persetujuan Kak Shanty dulu. Karena itu, aku dan Alesha iseng-iseng jalan-jalan keluar mencari foto aib Bagas dan Fira yang kami dengar sedang berjalan berduaan. Hehehe... Sayangnya kami tak berhasil memotret mereka. Kami akhirnya pulang ke sanggar. Di sanggar Kak Shanty sudah ada dan Kak Shanty telah menyetujui infografik kami. Karena sudah disetujui, kami mulai membuat yang bagus untuk dipresentasikan. 


Aku dan Alesha

Di sela-sela pembuatan infografik, kami istirahat makan siang. 

Usai makan kami berkumpul kembali di sanggar untuk melanjutkan menghiasi infografik kami setelah jeda 45 menit. Kami mulai menggambarinya dan menghiasinya di atas "rumah pohon" yang terbuat dari bambu. 

Akhirnya infografik kelompok kami jadi. Infografik itu dibagi menjadi 6 kolom, yaitu pekerjaan, cara menabung, rumah, sanggar, budaya, dan 13 narasumber. Di setiap judul kolom-kolom itu, Alesha menuliskannya dalam bentuk tulisan indah menggunakan brush pen-nya. Aku menggambarinya di beberapa kolom. Kami lalu belajar presentasi dan membagi bagian-bagian dalam Infografik untuk setiap anggota kelompok presentasikan. Aku mendapat bagian sanggar dan budaya.

Tugas terakhir kami adalah mengundang orang tua asuh kami dan para narasumber kami agar hadir pada malam pementasan dan presentasi.

Mempersiapkan Pementasan

Segala-galanya tentang presentasi sudah siap di kelompok kami, satu-satunya hal yang belum kami kerjakan hanyalah mengundang para narasumber untuk menghadiri malam pementasan dan presentasi. Namun sebaliknya, kami sama sekali belum menyiapkan pementasan bahkan belum tahu apa yang mau dipentaskan. Kegiatan sore hari ini menjawab pertanyaan kami, ternyata kami diajari menari dan bermain gamelan. Aku dan kebanyakan teman perempuan lainnya memilih menari, sedangkan kebanyakan teman laki-laki memilih bermain gamelan untuk mengiringi musik tarian. Kami diajari tari Krincing Manis oleh Pak Tur. Sebelumnya, kami melakukan pemanasan dahulu. Sebenarnya aku kurang suka dengan tariannya. Aku jadi lebih ingin bermain gamelan saja. 


 Belajar menari bersama

Teman-teman Sumber mencontohi kami di depan

Kami lalu istirahat pulang ke rumah masing-masing setelah latihan selama kurang lebih dua jam. Sekarang sudah pukul 17.00. Kami diberi waktu istirahat yang cukup lama untuk mandi dan makan malam. Aku makan tahu krispi dan sayur kuah santan untuk malam ini, rasanya lezat sekali! Memang makanan buatan Bu Priati sangatlah enak. Terimakasih Bu Priati!

Setelah selesai makan malam dan mandi, aku, Rania, Alesha, dan kakakku berjalan-jalan di sekitar dusun bersama-sama. Sinar bulan menaungi kami. Dan bintang bertebaran di langit tanpa hambatan awan gelap. Kami lalu bertemu dengan Alyka. Aku dan Alesha sekalian mengundang Pak RW, Narasumber kami. 

Malam Pementasan dan Presentasi

Kini sudah tiba waktunya untuk mementaskan dan mempresentasikan semua yang sudah kami pelajari di Dusun Sumber. Namun ternyata banyak teman dan orang tua asuh yang terlambat datang dan acara belum juga dimulai, padahal Pak RW dan Bu Indar yang sudah kami undang sudah datang. Aku awalnya jadi sedikit khawatir mereka akan pulang. Waktu terus berjalan. Untungnya satu per satu orang tua asuh kami dan para narasumber lainnya akhirnya datang. Dan ketika sudah banyak tamu yang datang, acara pun dimulai. Pertama-tama, ada sambutan dari dari Pak Untung dan beberapa sambutan lainnya. Setelah beberapa sambutan itu, tiba waktunya kami menari tari Krincing Manis diirngi musik gamelan. Saat menari, aku tertawa terus, lucu sekali rasanya, pandangan kami semua tertuju pada Alyka dan mengikuti gayanya, padahal Alyka sendiri juga memandang teman lain! Hihihi...


 Tertawa bersama saat menari

Kakakku bermain gamelan bersama teman lainnya

Setelah menari, akhirnya tiba saatnya untuk mempresentasikan karya tiap kelompok. Aku bersyukur bahwa kelompokku bukan yang ditunjuk pertama. Kelompok yang ditunjuk pertama adalah kelompok Watu Gedhe, kelompok kakakku. Setelah mendengar presentasi mereka, aku jadi tahu, bahwa nama kelompokku, Jagangsari, adalah nama sungai di dusun ini. Kelompok mereka memang mendapat tema air. Setelah itu, kelompok Alyka dan Nayra, yakni kelompok Buk Ijo, mempresentasikan tentang aktivitas masa kecil. Akhirnya, tibalah giliran kelompokku di urutan ketiga. Saat presentasi, kami hanya bertiga saja. Leon tidak bisa ikut karena ia harus pulang dan menghadiri pemakaman neneknya. Aku agak deg-degan  saat presentasi. Dan saat presentasi aku lupa menyebutkan Sanggar Bangun Budaya saat membahas tentang sanggar itu! Padahal saat itu kami sedang berada di sanggar! Parah sekali! Aku merasa sangat malu. Alesha yang pertama kali menyadari hal itu setelah presentasi. Tapi untungnya kami ingat menyebutkan kesan-kesan kami tentang aktivitas sosial di Dusun Sumber. Kesanku adalah warga di sini cukup cerdas dan terpikirkan untuk menabung lewat hewan ternak, sedangkan kesan Alesha adalah bahwa budaya di sini masih sangat kuat, lalu kesan Kak Wildan adalah persahabatan antar tetangga di dusun ini sangatlah erat.


Kami mempresentasikan Info Grafis kami

Setelah presentasi kelompok kami, tiba giliran kelompok Nglempong, kelompoknya Rania dan Kak Rayda. Mereka membahas topik pangan. Mereka adalah kelompok yang terakhir. Malam semakin larut, kami akhirnya tiba di penghujung acara, kami saling meminta nomor handphone. Dan acara itu akhirnya selesai. Tapi kami belum bisa pulang, kami masih harus membuat log book. Akhirnya semuanya selesai, kami boleh pulang. Malam itu dingin sekali. Aku mengenakan sweater hitamku. 


Foto setelah acara selesai

Ketika sampai di rumah, aku mulai mengepak barang-barangku yang sudah tak akan kukeluarkan lagi besok ke dalam tas besar berwarna unguku karena besok kami sudah pulang. Aku akhirnya bisa tidur setelah selesai mengepak barang dan menggosok gigi. Karena malam itu sangat dingin, aku mengenakan kaos kaki tebalku.


Sumber foto: Tim Jaladwara



Komentar

Postingan Populer