Rahasia di Balik Gambar (Meeting 2)
Usai
pertemuan pertama dari acara Rahasia di Balik Gambar, Kakak-kakak Jaladwara mengadakan
pertemuan kedua. Kali ini acara dipandu oleh Kak Mel. Seperti sebelumnya, acara
dimulai dengan pemanasan materi. Kami diberi sebuah gambar lukisan dan
diajak memilih suatu objek untuk
diamati. Setelah sedikit mengamati lukisan untuk memilih suatu objek, akhirnya aku memutuskan
untuk memilih buah lemon yang ada di lukisan untuk diamati. Sesudah memilih
sebuah objek, kami mengantre untuk mendapat giliran mendeskripsikan objek yang
kami pilih. Giliranku akhirnya tiba. Aku mendeskripsikannya sesuai contoh yang
diberikan, yaitu warnanya, baunya, rasanya, dan ukurannya. Menurutku ini lebih
seru daripada pertemuan pertama, karena aku bebas memilih objek apa saja untuk
dipilih, tidak perlu mengawatirkan aku dapat menggambar objeknya atau tidak.
Setelah semuanya telah mendapat giliran untuk
berbicara, kami kembali diberi sebuah
gambar (tapi yang kali ini berupa sebuah foto) untuk diamati dan ditanya
pendapat kami tentang apa yang sedang terjadi di foto itu. Awalnya,
aku berpendapat bahwa orang-orang di situ sedang berjalan menuju klenteng dan
membawa dupa. Tapi, setelah kupikir-pikir lagi, sepertinya tidak wajar bila
mereka hanya akan pergi ke rumah ibadah mereka, karena di foto itu orang-orang berdesak-desakan dan tempat itu
sangat ramai. Jadi aku mengganti opiniku dengan orang-orang itu sedang menonton
festival. Selain karena ramai, opiniku diperkuat karena ada seorang ibu yang
berposisi seperti sedang memotret sesuatu. Aku merasa bahwa tempat kejadian itu
berada di Asia Tenggara, bukan Hongkong, Cina, atau Taiwan karena jika diamati,
warna kulit orang-orang di tempat itu tidak seputih orang-orang dari ketiga
Negara diatas. Memang sebagian wajah dari kerumunan itu bermata sipit, namun
mereka lebih terlihat seperti orang Indonesia keturunan Tionghoa. Jadi pada waktu untuk mengutarakan opini, aku
menjelaskan pendapatku.
Ketika Kak Mel bertanya apakah ada yang mau membantah
pendapat temannya, terjadi perdebatan seru. Beberapa teman yang berpendapat
bahwa kejadian difoto itu adalah demo
mempertahankan pendapatnya ketika didebat teman lain. Ada yang mendebat
pendapatku bahwa tempat kejadian di foto itu adalah di Cina, Hongkong, atau
Taiwan karena topi orang-orang bertuliskan bahasa Mandarin. Aku lalu memperkuat
pendapatku dengan berkata bahwa mungkin tempat foto itu adalah di Kota
Singkawang, Kalimantan karena kebanyakan penduduk di sana dapat berbicara
bahasa Mandarin. Seru sekali ternyata melakukan perdebatan. Acara ini rasanya
tambah seru kalau aku ikut dalam perdebatan, jadi aku akan melakukannya lagi di
pertemuan selanjutnya.
Oh ya, satu hal yang berbeda dengan pertemuan kemarin
adalah bahwa kali ini Kak Mel tidak memberi tahu kami apa kisah yang sebenarnya
terjadi di gambar yang diberikan atau judul lukisan yang diberikan. Sebenarnya
kalau aku pribadi lebih suka diberi tahu kisah aslinya, karena akan memuaskan
keingintahuanku. Jadi aku sedikit berharap di pertemuan selanjutnya.
Setelah mengamati foto pertama, kami diberi foto
kedua. Seperti foto pertama, kami kembali diajak mengamati foto. Kali ini
pendapatku dan teman-teman hampir sama, jadi tidak terjadi perdebatan. Kami
berpendapat seputar bahwa di sebuah lomba kuda seekor kuda memberontak. Hanya
ada satu anak yang berpendapat berbeda, sedangkan yang lainnya dan aku kurang
lebih pendapatnya seperti itu, hanya saja mungkin sebagian menganggapnya acuan
tradisional, atau berpendapat bahwa perlombaan itu berada di Aceh, dan masih
banyak yang lain.
Pertemuan ini akhirnya berakhir. Aku merasa senang
dengan pertemuan kali ini karena di penuhi perebatan seru. Aku jadi belajar
mempertahankan pendapatku dengan menyertakan bukti-bukti di dalamnya. Aku puas
dengan pertemuan kali ini walaupun tidak diberi tahu isi kisahnya.
Komentar
Posting Komentar