Pilihan Makananku dan Prosesnya
Setiap hari kita mengkonsumsi sesuatu dan
tentunya ada banyak sekali faktor yang mempengaruhi piring makanan kita. Setiap
keluarga memiliki faktor yang berbeda-beda, begitu juga dengan keluargaku.
Ibuku sangat memperhatikan kesehatan dan kandungan gizi yang ada di makanan
yang kami konsumsi. Biasanya kami mendapatkan bahan makanan dari pasar, karena
sebisa mungkin kami memakan makanan yang lokal dan segar, sehingga mengurangi
emisi karbon dan lebih sehat. Kami juga selalu memakan beras organik untuk mengurangi
pestisida. Selain itu, kami juga jarang menyimpan makanan, jadi untuk
penyimpanan makanan kami minim sekali. Makanan kami jadi lebih segar dan masih
kaya akan enzim karena tidak melulu dipanaskan.
Di
dapur, ibuku selalu menggunakan minyak, micin, garam, dan bumbu secara minim,
dan menaruh sayur banyak-banyak di panci (jadi terkadang rasanya kurang sedap
:P hehe), agar makanan kami sehat dan bergizi. Jadi hal-hal yang mempengaruhi
asal makananku adalah kesehatan, kesegaran, dan alam. Namun ayahku punya
pendapat yang sangat kusetujui, yaitu dalam seminggu, 5 hari itu makan untuk
hidup, dan 2 hari lainnya adalah hidup untuk makan :D HOREE!! Menurutku kita
juga perlu sesekali memuaskan lidah kita, tidak seperti ibuku yang selalu
mengusahakan makan untuk hidup setiap hari.
PROSES DALAM PANGAN
Dewasa ini, ada banyak sekali pabrik yang
memproduksi makanan dengan proses yang sangat panjang. Dari dipetik dari
petani, lalu diolah sedemikian rupa, dan didistribusikan ke toko-toko, hingga
kita makan. Banyak orang menyukai makanan-makanan tersebut karena rasanya enak
dan tidak cepat busuk, tidak seperti sayur dan buah-buahan segar yang beberapa
hari akan membusuk. Aku sendiri juga menyukai rasanya, namun keluargaku jarang
mengkonsumsi mereka karena kami percaya bahwa makanan yang diproses seminim dan
sealamiah mungkin jauh lebih sehat dan ramah lingkungan. Bayangkan berapa
banyak energi yang dikeluarkan untuk sepotong biskuit. Gandum yang digunakan
bahkan harus berlayar mengarungi laut terlebih dahulu mengingat tidak ada
gandum di Indonesia.
Tentu
ada dampak positif dan juga negatif dari proses-proses tersebut. Untuk dampak
negatif, proses ini tentu saja membuat makanan itu jadi tidak sehat dan sering
kali membuat orang obesitas. Selain itu, proses ini memakan banyak sekali
tenaga manusia dan juga boros bahan bakar. Selain itu bagian proses distribusi turut
berkontribusi dalam polusi udara. Di sisi lain, tenaga-tenaga kerja yang
dibutuhkan itu membuka lowongan kerja bagi masyarakat dan banyak home industry
atau UKM dapat berdiri untuk memproses makanan-makanan tersebut.
Setiap
butir makanan berkontribusi dalam banyak sekali hal, mulai dari dampaknya untuk
tubuh hingga dampaknya bagi alam dan masyarakat. Ini merupakan pilihan kita
untuk memilih apa yang akan kita konsumsi untuk hari ini.
Komentar
Posting Komentar